INewsID-Solo sebagai Kota Budaya memiliki banyak peninggalan sejarah perjuangan bangsa dari awal pra kemerdekaan hingga berdirinya Negara Republik Indonesia. Sejarah perjuangan Panjang tersebut tak lepas dari peran pers kala itu yang di awali dengan berdirinya stasiun radio Solosche Radio Vereneging (sebelum RRI) di Kota Surakarta.
Sebagai pengirim pesan ke dunia luar untuk mengabarkan perkembangan situasi perang kemerdekaan di tanah air, Pers memiliki andil sangat vital. Sebab hanya melalui pesawat Radio, penyebaran informasi tersebut di andalkan.
Namun seiring dengan berjalanya waktu hingga pasca perang kemerdekaan, pers tetap berfungsi sejalan dengan peranya untuk mengabarkan berita, edukasi, mencerdaskan, serta menjaga pilar demokrasi.
Perkembangan pers di Kota solo pasca perang kemerdekaan juga terus berlanjut. Para pejuang yang dulu berjuang dengan cara mengangkat senjata, sekarang mulai mengambil jalan perjuangan mendirikan media massa dan Lembaga Pendidikan.
Sehingga atas dasar peran tersebut para pejuang masih bisa memberikan kontribusi perjuangan membangun Bangsa dan Negara.
Sementara itu, salah satu media massa yang terbit pada masa awal setelah Indonesia Merdeka adalah Koran Dharma Kanda yang di tulis dalam bentuk Bahasa jawa.
Koran Dharma Kanda terbit pertama kali pada tanggal 15 Oktober 1969, di dirikan oleh Tukidjo Martoadtmodjo melalui Yayasan Dharma Pancasila. Selain mendirikan media massa, Tukidjo juga merintis berbagai Lembaga Pendidikan, salah satunya adalah Universitas AUB Surakarta atau yang dulu dikenal dengan nama AUB Surakarta.
Sejalan dengan nama templatenya, Dharma Kanda artinya mengabarkan kebaikan.
Oleh karena itu melalui cara perjuangan yang baru, para mantan pejuang yang di inisiasi Tukidjo Martoatmodjo merintis perjuangan melalui literasi.
‘ Karena dengan literasi masyarakat di cerdaskan, dibuka wawasan cara berpikirnya, serta di berikan sajian informasi mendidik. Fungsi penting literasi dan edukasi saat itu adalah untuk memberantas kebodohan dan kemiskinan di masyarakat. Sebab dua hal itu akan berjalan beriringan jika tidak di perangi dengan literasi.’ Kata Dr. Anggoro Panji Nugroho, generasi ke 2 pendiri Koran Dharma Kanda.
Di Tengah situasi negara yang belum sepenuhnya stabil, media massa memiliki peran penting menjaga kondusifitas situasi. Selain itu, melalui media massa masyarakat di cerdaskan sehingga membuat mereka terbuka wawasanya.
Apalagi pada awal Republik ini berdiri, masih banyak kebodohan di masyarakat akibat kolonialisme .
Dharma Kanda pertama kali terbit di cetak empat halaman warna monochrome atau hitam putih. Perkembangan koran ini berjalan sangat bagus, bahkan menjadi salah satu koran bacaan terfavorite di masyarakat, khusunya para orang tua.
Alasan di terbitkanya Koran Dharma Kanda dalam bentuk tulisan Bahasa jawa menurut Anggoro, bukan sekedar ingin menyajikan informasi dan literasi, tetapi juga upaya pelestarian bahasa Jawa dan budaya yang ada di dalamnya.
Perkembangan teknologi modern dan literasi yang kian maju akhirnya membuat koran cetak Dharma Kanda mati. Kini sisa koran tersebut menjadi sejarah saksi bisu perjalanan literasi dan informasi media massa di Kota Solo. Menjadi saksi perjuangan para pejuang yang ingin terus andil berjuang untuk bangsa dan negara.
Upaya pelestarian Koran Dharma Kanda di tunggu oleh masyarakat, agar cita cita para pejuang tidak berhenti hanya karena pasar dan teknologi. Sebab kemajuan sebuah bangsa tidak bisa lepas dari perjalanan sejarah, begitupun literasi dan informasi.
Melalui perkembangan teknologi modern saat ini, kita bisa membangun ulang sejarah meniru masa lalu tanpa meninggalkan esensi dan nilai semangat sejarah itu sendiri. Sebab kemajuan sebuah bangsa tak bisa di lepaskan dari peran sejarah.
Jika kita meninggalkan sejarah bangsa maka bukan kemajuan yang di dapat, melainkan kerusakan, perpecahan dan kemunduran di dalam menata perjalanan bangsa dan negara di masa depan.